Siapa sangka kalau hari yang penat dan menyebalkan bisa datang dengan tiba-tiba. Yup, karena terkadang pagi yang cerah dan hangat juga bisa menjadi badai sesaat setelahnya. Mungkin seperti hari ini.
Bukan hal yang asing lagi buat mahasiswa untuk begadang sampai pagi. Memang sih, ada banyak alasan buat begadang. Bisa jadi karena nongkrong, nonton drama, nonton bola, main kartu atau apalah alasan lainnya. Tapi umumnya, alasan utama mahasiswa untuk begadang tentu saja karena tugas. Tu-gas! Entah kenapa kata-kata itu tidak terdengar asing, bahkan hampir mirip dengan frekuensi kata I Love You pada pasangan yang masih hangat-hangatnya baru jadian. Mugkin bahasa alaynya, "Tugas adalah udara, tugas adalah nafasku, tugas adalah aku~". Preettt. Apa sih, Vi. ((sok) puitis mode : on).
Kenapa sampai sebegitunya mendefinisikan tugas? Karena rasanya ngga komplit satu hari tanpa tugas. Ya! Seperti bakso tanpa saos, seperti teh tanpa es, atau seperti cabe tanpa hot pants. Sorry salah, maksudnya cabe tanpa gorengan. Eh, gorengan tanpa cabe. Duuuh, keliru kan. Whatever -,- Luar biasanya, ngga jarang juga 1 hari diisi dengan berbagai deadline tugas. Oh my God, satu aja udah ampun.
Dan kamipun dengan kompaknya menyalahkan semua hal itu sebagai alasan besar kami tumbuh menjadi deadliner. Hahaha. Rasanya pingin ngomong "entar aja deh" kalau berhadapan dengan tugas dengan rage deadline yang lumayan. Ngga baik emang, tapi, ya, bagaimana ya, kalian tau sendiri lah. Semacam butuh dorongan dan motivasi luar biasa untuk bisa menyelesaikan tugas semacam itu. Dan bagi seorang deadliner, deadline lah motivasi terbesar mereka. Memang bener, the power of kepepet sungguh bekerja. Ini terbukti! Saya sudah berulang kali membuktikannya! Percayalah! (Heboh ala ala iklan peninggi badan :D )
Eiiits, tapi sebenarnya saya bukan orang yang sepenuhnya deadliner kok. Untuk tugas dari mata kuliah yang saya sukai, tentu saya mengerjakannya jauh-jauh hari. Seperti tugas untuk deadline hari ini. Berjuang mati-matian dari pagi hingga pagi, dalam kurun waktu 4 hari. Dan kalian tahu kan, setiap orang yang kurang waktu tidur, kestabilan emosinya akan mudah terganggu. Tepat di siang hari, ada anak yang terus menyalahkan saya tanpa alasan yang jelas -,- Ngga hanya itu, dia terus-terusan mengomentari tugas saya, namun dia dengan santainya menyalin tugas yang telah dia komentari panjang lebar kali tinggi itu (re: tugas punya saya). Hah? Kenapa dia gitu, Vi? Hmm, good question. Pertanyaan yang sama dengan saya. Entahlah, mungkin dia lelah. Sungguh! Komentarnya membuat kepala saya mau pechhaaaah! -_-
Sempat juga sih menjadi super badmood karenanya. Melangkah tanpa pasti menuju kelas selanjutnya saking lelahnya menghadapi hari ini. Lemas, tak bersemangat. Sudah kurang tidur, dapet komentar panjang lagi -__- Kucoba menarik nafas dalam-dalam, berharap emosi ini segera stabil. Tapi sayangnya kali ini cara itu tidak berjalan dengan baik.
Kelaspun berakhir, waktunya ke tempat parkir. Tiba-tiba ada tetes air di kerudungku. Menetes lagi, dan lagi. Mulai cepat. Dan airpun mengalir di wajahku tepat. Hening. Tiba-tiba semua terasa hening dan tenang. Untuk beberapa saat telingaku mengignore seluruh polusi suara yang ada. Semakin tenang, dan aku merasa nyaman. Entah untuk beberapa saat, dalam gerimis justru aku merasa hangat. Mungkin karena dulu aku begitu menyukai hujan. Akupun mulai membuang segala emosi buruk, dan tanpa sadar terlukis senyuman diwajahku. Mungkin cukup aneh, tapi itulah yang terjadi. Akupun berbisik dalam hati, terimakasih, gerimis.