Tuesday, August 1, 2017

Melepaskan

"People cry not because they're weak, it's because they've been strong for too long".

Jadi, pernahkah kamu ngerasa semua ini ngga sesuai sama yang kamu inginkan? Entah, semua terasa berat. Dada terasa sesak. Kepala terasa pening. Tidak, ini bukan sekedar masalah fisik, tapi karena emosi yang tertahan begitu lama.

Jangan takut. Jangan memaksakan. Lepaskan saja, setidaknya itu akan membuat segalanya membaik. Nggak apa kalau kamu butuh break dari segalanya, butuh me time sejenak. Tapi, jangan terlalu dipikir dalam-dalam. Coba ambil langkah untuk jalan-jalan. Melihat langit. Melihat laut. Melihat gunung. Pepohonan, ikan di danau, atau segalanya di sekitarmu. Belajarlah seperti alam. Yang selalu tampil gagah dan tenang, meski dunia tau alam menyimpan banyak misteri di dalamnya. Belajarlah dari alam yang luas, namun tidak pernah sombong. Belajarlah dari alam yang begitu dinamis, namun hingga detik ini tetap bertahan.

Lalu jikalau air matamu memaksa untuk menetes, biarkanlah. Hangatnya air mata akan membantumu lebih tenang. Tidak usah khawatirkan orang yang tidak mengerti, yang menertawakan orang yang menangis. Tangisan itu bukan lelucon.

Tangisan itu bukan lelucon.

Lalu perlahan, bangkitlah. Selesaikan semuanya perlahan. Semua akan berlalu. Dan segalanya tentang duniamu, itu hanya kamu. Bertahanlah. Jangan menyerah.

Monday, July 24, 2017

Insom

Lagi lagi nggak bisa tidur.
Bikin playlist baru nggak lagi ampuh ngatasin susah tidur ini.
Overthinking.
Over, and over again.

Lalu perlahan, aku mulai ingat.
Katanya kalo ngga bisa tidur, cobalah untuk memikirkan masa lalu.
Bukan malah mempertanyakan masa depan yang belum pasti, malah bikin kacau, malah tambah ngga tidur-tidur.

Okay, inget tentang masa lalu, ya?
Hmm mau nginget yang mana ya?
Gimana kalau tentang si sore.
Waktu dia bikin janji jari kelingking pas kita kena lampu merah. Bayangin, lampu merah surabaya yang padet, banyak mobil motor sana sini. Eh dia malah ngejulurin ngasih jari kelingking ke aku. Dasar, hahaha.
Maunya aku ngga nge iya in, tapi gimana lagi. Dia ngasih jari kelingkingnya terus. Bertahan. Berdetik-detik. Kan lampunya udah mau ijo. Kan aku gamau di klakson orang sekampung, hihi. Eh btw bahasaku serem banget ya ngasih jari kelingking. Hmm maksudku nggak gitu, nggak motong jari lalu dikasih. Helloww serem kalo gitu -__- ya you know lah yaa maksudku gimana.

Well, okay I think it works. Udah mulai ngantuk.

Aku tambahin dikit lagi deh.
Dia ituuu, nyebelin. Kaya anak kecil.
Tapi aku suka, jadi ngga pernah bosen sama dia. Habisnya nyambung aja gitu tiba-tiba main ini main itu dia nyambung hehehe. Dia juga suka ngambek kalo aku mainan sama yang lain tapi gak ngajakin dia. Apa banget deh! Sumpah kaya anak kecil. Padahal, kalo kalian tau aslinya dia tuh hmm gimana yaa. Kaya serem gitu, galak, sok cool, tegas, gitu deh.
Tapi kalo pas ketemu aku, malah ngajakin main tebak-tebakan, main lempar koin uang logam, nyeritain dongeng atau nyeritain masa kecil masing-masing. Nggak heran pas yang lain ngeliatin aku sama dia berulah, mereka pada heran. Bertanya-tanya, dia yang selalu jaga image ternyata bisa gila jugak. Hehehe.

Udah deh segitu aja. Udah ngantukk hmm.
Nanti lain kali aku cerita lagi.
Oiya dia cuman temen aja kok.
Temen.
Gak baper.
Soalnya dia nyebelin, hehe.
Aku sukak, tapi gak baper.
Iya vio, iyaa.
Udah deh mau bubuk beneran.
Bye..

Monday, July 17, 2017

Bahagia

Hai.
Seberapa bahagia kamu saat ini?

eiits, jangan lanjut baca dulu sebelum kamu menjawab loh!

Jadi, seberapa?

Bahagia kaya dia?

Atau sudah merasa bahagia sedunia?? Aamiin :)
.
Entah itu bahagiamu sebesar apa, aku bersyukur kalau saat ini kamu bahagia :)

Buat kamu yang bilang belum bahagia, belajarlah untuk bersyukur lagi yaa :)

Okay, karena udah lama banget ngga ngeblog, jadi maafin vio yaa kalau nulisnya agak kaku gini. Maklum lah, biasanya nulis skripsi, tapi ini ngeblog. hehe #alesan, padahal nulis skripsinya juga baru-baru aja. #yaiyalah kan deadliners. #astaga tobat. #maaf jangan dicontoh. #tapi beneran kok. #beneran apanya, vi? #iyain aja deuuhhh. #iya, vio iya. #terserah vio, terserah. #okay, cukup #ini apaan sih banyak pagar -__-

Jadi kali ini aku cuma mau cerita aja. Simpel kok. Cuman pingin ngingetin, kalau bahagia itu nggak selalu bergantung. Paham gak? Kamu nggak harus bahagia saat kamu bersama orang tertentu, dalam kondisi tertentu, bahkan saat kamu memiliki sesuatu.

Karena bahagia itu tentang kamu. Tentang perasaan dalam diri kamu.

Sedih aja gitu, sekarang banyak orang yang men-standart-kan kebahagiaan. Kaya kamu bakal dibilang bahagia kalau mencapai blah blah blah. Dan orang mengejar, mengorbankan segalanya untuk mencapai standart itu. Bahkan mengorbankan bahagia mereka sendiri. Bukankah nantinya yang mereka capai cuma agar dibilang bahagia? Lalu bahagiakah kamu saat orang lain berkata kamu telah bahagia, padahal batinmu ragu. "inikah bahagia? benarkah aku bahagia?"

Bahagia itu nggak mempertanyakan. Sekali lagi, bahagia itu tentang rasa.

Bahagia itu tentang kamu, nggak usah kamu bandingin dengan orang lain.

Kaya gini. Orang yang keliatan bahagia sekalipun, apakah kamu dapat menjamin dia benar-benar bahagia?

Tidak.

Atau orang yang tampak diam, biasa saja. apakah kamu dapat menjamin dia sedang tidak bahagia?

Tidak.

Aku mengenal banyak orang yang tertawa sana-sini. Tapi memendam luka di batinnya. Entah, tapi mata tidak bisa bohong bukan?

Aku mengenal orang yang tersenyum dan melontarkan lelucon, tapi saat malam dia menangis mempertanyakan hidup yang dia jalani.

Akupun juga mengenal orang yang hanya tersenyum tipis, namun dapat tidur dengan nyenyak, dengan senyum, karena dia melalui hari dengan baik. dengan penuh syukur.

Kalau saat ini kamu melalui hari yang berat, ikhlaskan, jalani, dan percayalah bahwa masalahmu akan berlalu. Jangan dipikirkan terlalu runyam, jalani. Jangan diratapi, jalani saja.
Perlahan, tata-lah cara pandangmu, cara berfikirmu.
Semua akan berlalu, bahagialah, seberat apapun itu, bersyukur dan bahagialah.

Aku berharap, kamu adalah orang yang selalu menemukan cara sederhana untuk bahagia.
Sehingga kamu menjadi orang yang dipenuhi oleh kebahagiaan.
Bahkan bahagiamu terlalu penuh untuk kamu miliki sendiri.
Lalu luapkanlah bahagiamu, se luap-luapnya.
Sehingga mereka yang susah menemukan kebahagiaan dari standar, dapat merasakan kebahagiaan sederhana darimu.
Lalu mereka yang bahagia, semoga mereka akan membahagiakan yang lainnya pula.

Tertawalah, tersenyumlah.
Semesta ini luas, tak bersekat, tak berbatas.
Kamu itu kecil, mungil, masalahmu juga sangatt kecil.
Jadi, hidupkanlah hidupmu.
Tertawalah, tersenyumlah.
Berbahagialah.

Monday, November 28, 2016

Angan, terbuang.

Karena anganku akan selalu tentangmu.

Taukah kamu hal yang menurutku indah? Ketika orang dapat berjanji, lalu menepati. Entah kenapa hal sesimpel itu kini kadang sulit untuk ditemui. Ya, ucap kata seperti "lupa" memang menjadi alasan top pada abad ini. Tak apa, biarkan saja. Sudah menjadi pilihan mereka.

Akupun mengingat hari saat kita bertemu kembali. Kamu datang, seperti biasa, dengan sangat tiba-tiba. Aku meng'iya'kan untuk bersama melihat bintang. Cerita dimulai, kini kisah dirajut kembali. Mengingat momen memang menjadi hal yang masih nyaman diperbincangkan. Tak peduli selama apa kita mengenal seseorang, bercerita yang dulu akan selalu membuat kita semakin mengetahuinya.

Semakin mengetahuinya

Sayang

Sore itu jingga mulai menjadi kelabu. Kenangan bersama bintang rasanya sudah sirna saat kita tahu bahwa tidak seharusnya kita bersama. Aku tidak terkejut, namun jujur sangat kecewa. Memang jatuh cinta tidak selalu berakhir dengan bersama. Tapi haruskah ini juga terjadi pada kisah kita?

Aku yang mengagumi bulan, dan kamu yang mendamba matahari. Kita tahu kita saling menyayangi. Dan saat itu pula kita tahu bahwa tidak seharusnya kita memaksakan untuk kembali.

Selamat berpisah, selamat berjuang. 
Semuanya hanya sekedar kisah, yang perlahan akan terbuang.

Monday, November 21, 2016

Tutorial Masukin Image di Blog Unair


Hayooo lagi ngerjain tugasnya Pak Soegi yaaa?? :D

Oke, langsung aja.
Buat teman-teman yang ingin mengupload file gambar di blog unair, berikut ini langkah-langkahnya :

1. Pastikan kalian sudah login ke akun blog unair kalian.
( "yaiyalah vio, masa login ke fesbuk", hehehe becanda :D )

2. Terus jangan lupa pilih "Dashboard" dan "tambah artikel" yaaa :)


3. Next, buka tab baru dan kunjungi https://postimg.org/ 
    Kenapa? Karena setauku untuk upload image di blog kita ini butuh url. Nah url ini kita dapatkan dari postimg :) ini dia penampakan dari postimg :


Oiya, kalian tinggal klik "Pilih gambar", dan pilih file gambar yang ingin kalian masukin ke blog.

4. Step nomor empat = Menunggu, hehehe :D
Cuma bentar kok nunggunya, ngga kaya nunggu abang sate lewat depan kost :"

5. Kalo udah, kalian bisa copy tulisan di baris Alamat langsung. Ini dia url yang akan kita masukin ke  thread di blog unair.


6. Lanjut, balik lagi ke blog unair. Klik icon gambar. Selain cara ini, kalian juga bisa klik kanan di lembar kerja dan pilih "insert/edit image".

7. Terus tinggal paste alamat dari postimg tadi. Jangan lupa klik insert yaa :)

8. And, done. :)



Nah, itu dia cara upload image di blog unair ala vio. Kabari yaa kalau kalian berhasil pakai cara ini, atau kalau kalian menemukan cara lain ataupun cara yang lebih simpel untuk upload image di blog unair, kalian bisa mengabarinya di kolom komentar :)

Good luck, and thank you for reading :*

Tuesday, September 27, 2016

Hey, its green!

English task, ABCDLITS2.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

My senior high school experience has taught me that never-ever-ever limit yourself.

It happened when the first time of day school, we need to choose a sport club to complete our activity report. For sure, I felt confuse. Ya, I was bad at sport and I hate it. Because when I was an elementary student, I always got sick after joining sport class. Fortunately, in that sport club exhibition I met with my lobby-mate. She promoted about karate club to me. I didn't know what I was thinking that time, I just wrote "karate" on my club card after I met her. 

It was really hard to balance my time between life as a karateka, school student, dormitory student and of course as a daughter. I have trough exhausted time, but I enjoyed it. Until the day when I was in the third year. Now, school's rule for third year student is not about student activity, but focused on national examination. So it was not obligation anymore to join club. Just like what people say, best friends are family that we choose. I felt comfortable in practicing, discussing or having chit chat with my karate friends so I choose to keep on practicing in my spare time. Then the hardest time begun. My senpai offered me to join stage examination; it is the examination for karateka who want to get themselves to the next level of karate; that would be held around 1 week further. When I heard that offer, in my mind, I didn't know exactly how to distribute my 24 hours in one day to finishing tasks, studying for tryout  preparation, washing and ironing the clothes and practice for stage examination. But my senpai and my friend kept persuade me, and they said "Don't think too much, just keep on going. Everything will be okay, and will be finished". Then, I decided to say "yes".

A week has passed, the time has gone unbelievably fast. The result was already in my senpai's hand. As the sky change its colour into orange, and the noon turned into night, we sat together on the ground , waiting. My senpai called us one by one. But I felt worried because my name hasn’t called yet. "Am I doing a big mistake?". And in the end, finally my senpai called my name and announced that I have passed the test with a good score, and now I've got my green belt. I was so happy and realized that hard work absolutely can beat all possibilities. I still remember when the practice time finished at 10pm, then doing my task until 1 am, slept and I should woke up at 4 am to study. In the morning I went to school and doing practice again in the night. But all those pain are just temporary, that could turn into unforgotable memory.

**Thank you for reading, sorry for my bad grammar :)


Wednesday, August 31, 2016

Hari.

"Kamu pilih yang mana? Pagi, siang, sore atau malam?"
"Hmm, aku? Aku suka senja. Kamu, Vi?"
"Kalau aku, hmm. Rahasia :p " *tersenyum lalu pergi*

Entahlah, mungkin karena menurutku 'mereka' bukan pilihan. Aku menyukai semuanya. 

Pagi, saat udara masih sejuk. Saat matahari terbit. Atau ketika aku mengingat saat pergi ke sekolah bersama ayah, ibuk dan mas meda. Melewati jalan aspal ditengah sawah. Lalu ada semilir angin, wangi dari kebun melati dan sinar matahari hangat yang membuat alasan kenapa pagi selalu indah.
Atau pagi ketika mesin bus sekolah sudah menyala, rerumunan teman berseragam rapi, berbaris lalu apel pagi. Suara bapak ibu satpam di mikrofon, lalu pemandangan gunung di depan asrama.
Atau lagi, bangun pagi dengan mata masih berat. Ampas kopi sisa semalam. Tumpukan kertas tugas dan revisian. Kipas angin yang masih memutar, suara orang berbelanja sambil rumpi, suara orang yang mulai mencari nafkah. Membuka toko, menjual sayur. 

Atau tentang siang. 
Saat kebersamaan terus dirangkai. Terus dirangkai. Dirangkai menjadi memori.
Atau saat peluh mulai menetes.
Ya, berjuang. Mengejar yang harus dikejar. Mencari yang harus didapatkan. Berusaha. Bangkit. Mencoba lagi. Walau letih, tapi waktu memang tak pernah mau menunggu.
Siang, saat orang mulai mengenal. Bercanda, berlari, tertawa.
Siang, saat keputusan diambil. Ada yang tetap, ada yang pergi.
Berpisah, mengenang, sendu, tangis, kecewa.
Siang, saat berebut kekuasaan. Darah. Atau saat penyelamatan. Dari yang harus pergi, dari yang harus menyingkir.

Atau mungkin sore.
Saat dunia mulai sejuk kembali. Ketika semua kembali. Menghapus peluh, meminum seteguk air. Mulai tersenyum dan kembali kerumah. 
Atau mungkin sore, saat matahari mulai kembali, dan langit menjadi jingga. Jingga memang selalu menarik. Nyaman. Merebahkan. Melupakan.

Atau tentang malam.
Saat dunia mulai damai. Tenang. Sunyi. Diam. 
Saat segala lelah dilepaskan, saat harapan dilayangkan.
Saat langit gelap penuh bintang.
Saat mata terpejam. Hilang.