Monday, July 24, 2017

Insom

Lagi lagi nggak bisa tidur.
Bikin playlist baru nggak lagi ampuh ngatasin susah tidur ini.
Overthinking.
Over, and over again.

Lalu perlahan, aku mulai ingat.
Katanya kalo ngga bisa tidur, cobalah untuk memikirkan masa lalu.
Bukan malah mempertanyakan masa depan yang belum pasti, malah bikin kacau, malah tambah ngga tidur-tidur.

Okay, inget tentang masa lalu, ya?
Hmm mau nginget yang mana ya?
Gimana kalau tentang si sore.
Waktu dia bikin janji jari kelingking pas kita kena lampu merah. Bayangin, lampu merah surabaya yang padet, banyak mobil motor sana sini. Eh dia malah ngejulurin ngasih jari kelingking ke aku. Dasar, hahaha.
Maunya aku ngga nge iya in, tapi gimana lagi. Dia ngasih jari kelingkingnya terus. Bertahan. Berdetik-detik. Kan lampunya udah mau ijo. Kan aku gamau di klakson orang sekampung, hihi. Eh btw bahasaku serem banget ya ngasih jari kelingking. Hmm maksudku nggak gitu, nggak motong jari lalu dikasih. Helloww serem kalo gitu -__- ya you know lah yaa maksudku gimana.

Well, okay I think it works. Udah mulai ngantuk.

Aku tambahin dikit lagi deh.
Dia ituuu, nyebelin. Kaya anak kecil.
Tapi aku suka, jadi ngga pernah bosen sama dia. Habisnya nyambung aja gitu tiba-tiba main ini main itu dia nyambung hehehe. Dia juga suka ngambek kalo aku mainan sama yang lain tapi gak ngajakin dia. Apa banget deh! Sumpah kaya anak kecil. Padahal, kalo kalian tau aslinya dia tuh hmm gimana yaa. Kaya serem gitu, galak, sok cool, tegas, gitu deh.
Tapi kalo pas ketemu aku, malah ngajakin main tebak-tebakan, main lempar koin uang logam, nyeritain dongeng atau nyeritain masa kecil masing-masing. Nggak heran pas yang lain ngeliatin aku sama dia berulah, mereka pada heran. Bertanya-tanya, dia yang selalu jaga image ternyata bisa gila jugak. Hehehe.

Udah deh segitu aja. Udah ngantukk hmm.
Nanti lain kali aku cerita lagi.
Oiya dia cuman temen aja kok.
Temen.
Gak baper.
Soalnya dia nyebelin, hehe.
Aku sukak, tapi gak baper.
Iya vio, iyaa.
Udah deh mau bubuk beneran.
Bye..

Monday, July 17, 2017

Bahagia

Hai.
Seberapa bahagia kamu saat ini?

eiits, jangan lanjut baca dulu sebelum kamu menjawab loh!

Jadi, seberapa?

Bahagia kaya dia?

Atau sudah merasa bahagia sedunia?? Aamiin :)
.
Entah itu bahagiamu sebesar apa, aku bersyukur kalau saat ini kamu bahagia :)

Buat kamu yang bilang belum bahagia, belajarlah untuk bersyukur lagi yaa :)

Okay, karena udah lama banget ngga ngeblog, jadi maafin vio yaa kalau nulisnya agak kaku gini. Maklum lah, biasanya nulis skripsi, tapi ini ngeblog. hehe #alesan, padahal nulis skripsinya juga baru-baru aja. #yaiyalah kan deadliners. #astaga tobat. #maaf jangan dicontoh. #tapi beneran kok. #beneran apanya, vi? #iyain aja deuuhhh. #iya, vio iya. #terserah vio, terserah. #okay, cukup #ini apaan sih banyak pagar -__-

Jadi kali ini aku cuma mau cerita aja. Simpel kok. Cuman pingin ngingetin, kalau bahagia itu nggak selalu bergantung. Paham gak? Kamu nggak harus bahagia saat kamu bersama orang tertentu, dalam kondisi tertentu, bahkan saat kamu memiliki sesuatu.

Karena bahagia itu tentang kamu. Tentang perasaan dalam diri kamu.

Sedih aja gitu, sekarang banyak orang yang men-standart-kan kebahagiaan. Kaya kamu bakal dibilang bahagia kalau mencapai blah blah blah. Dan orang mengejar, mengorbankan segalanya untuk mencapai standart itu. Bahkan mengorbankan bahagia mereka sendiri. Bukankah nantinya yang mereka capai cuma agar dibilang bahagia? Lalu bahagiakah kamu saat orang lain berkata kamu telah bahagia, padahal batinmu ragu. "inikah bahagia? benarkah aku bahagia?"

Bahagia itu nggak mempertanyakan. Sekali lagi, bahagia itu tentang rasa.

Bahagia itu tentang kamu, nggak usah kamu bandingin dengan orang lain.

Kaya gini. Orang yang keliatan bahagia sekalipun, apakah kamu dapat menjamin dia benar-benar bahagia?

Tidak.

Atau orang yang tampak diam, biasa saja. apakah kamu dapat menjamin dia sedang tidak bahagia?

Tidak.

Aku mengenal banyak orang yang tertawa sana-sini. Tapi memendam luka di batinnya. Entah, tapi mata tidak bisa bohong bukan?

Aku mengenal orang yang tersenyum dan melontarkan lelucon, tapi saat malam dia menangis mempertanyakan hidup yang dia jalani.

Akupun juga mengenal orang yang hanya tersenyum tipis, namun dapat tidur dengan nyenyak, dengan senyum, karena dia melalui hari dengan baik. dengan penuh syukur.

Kalau saat ini kamu melalui hari yang berat, ikhlaskan, jalani, dan percayalah bahwa masalahmu akan berlalu. Jangan dipikirkan terlalu runyam, jalani. Jangan diratapi, jalani saja.
Perlahan, tata-lah cara pandangmu, cara berfikirmu.
Semua akan berlalu, bahagialah, seberat apapun itu, bersyukur dan bahagialah.

Aku berharap, kamu adalah orang yang selalu menemukan cara sederhana untuk bahagia.
Sehingga kamu menjadi orang yang dipenuhi oleh kebahagiaan.
Bahkan bahagiamu terlalu penuh untuk kamu miliki sendiri.
Lalu luapkanlah bahagiamu, se luap-luapnya.
Sehingga mereka yang susah menemukan kebahagiaan dari standar, dapat merasakan kebahagiaan sederhana darimu.
Lalu mereka yang bahagia, semoga mereka akan membahagiakan yang lainnya pula.

Tertawalah, tersenyumlah.
Semesta ini luas, tak bersekat, tak berbatas.
Kamu itu kecil, mungil, masalahmu juga sangatt kecil.
Jadi, hidupkanlah hidupmu.
Tertawalah, tersenyumlah.
Berbahagialah.