Saturday, February 9, 2013

Puisi : Munafik
















Galaksi hitam mulai terhampar
Bumiku semakin kelam
Bulan pucat pasi kehilangan matahari
Senja buta mulai memekat
Langit terdiam dan mulai menangis
Menangis dan semakin menangis
Menghantam kerasnya lampu-lampu jalan
Memunculkan sejuta bias dalam gelap
Aku tetap tak mengerti dan aku tak mau peduli

Kini hanya bisa terdiam
Menanti sebuah jawaban,
Yang mungkin takkan mungkin terbalas
Menanyakan janji yang lama terpendam
Entah hilang tertelan atmosfer bualan
Saga mata yang hilang
Sebagai ganti kasih sayang yang lama pudar

Lelahku mendesah resah
Ku biarkan helai rambutku terbang sepoi-sepoi
Perlahan
Seperti perlahannya memoriku mengingatmu
Saat kau permainkanku
Saat aku tak lagi bisa menahan ombak amarahmu

Kau yang cantik
Kau yang manis
Kau yang egois! Kau Iblis!
Berparas malaikat, berhati setan neraka
Datang dan pergi sesukamu
Seperti jailangkung
Riang menari di atas tangisan darahku
Tertawa puas; lepas di atas gunung penderitaanku
Tanpa peduli,
Kau tetap munculkan senyum manis busukmu itu!

Asal kau tahu,
Suatu saat nanti
Ku akan tancapkan pedang emosiku tepat di relung jantungmu
Hanya agar kau tahu dan mengerti
Bahwa aku bukan mainanmu lagi
Hanya agar kau tahu dan mengerti
Bahwa kau bukan ratu negeri
Hanya agar kau tahu dan mengerti
Bahwa dunia yang sempit ini,
Bukan hanya untuk dirimu semata!

No comments:

Post a Comment